Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika.SMP

Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika SMP. Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran termasuk mata pelajaran matematika. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan dan dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan pembelajaran. Demikian pun, pembelajaran matematika diharapkan jadi media untuk membentuk karakter peserta didik.

Selama ini hampir sebagian besar orang berpandangan bahwa matematika merupakan ilmu yang kering dan membosankan. Karena pandangan inilah, banyak orang yang tidak mau bersinggungan dengan matematika. Sikap ini pula yang atau membetuk kecemasan orang terhadap matematika. Kecemasan ini tentu perlu disesali mengingat matematika lahir dan akan selalu ada di sekitar kita, berkembang sesuai dengan budaya masyarakat kita. Matematika merupakan produk peradaban manusia dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, pembelajaran matematika seharusnya tidak boleh dipisahkan dari budaya dimana matematika awalnya ditemukan. Karena nilai biasanya selalu ditemukan pada budaya tertentu, oleh karenanya akan ada banyak nilai yang dapat diperoleh dari pembelajaran matematika.

Salah satu dari tiga domain dalam taksonomi Bloom adalah domain afektif atau sikap. Dalam tujuan pembelajaran matematika SMP seperti tuntutan Kurikulum 2006 adalah pembinaan dalam domain sikap yaitu : “memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, sikap rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah”. Pembinaan komponen ranah sikap akan membentuk disposisi matematik (Utari Soemarmo, 2011) yang merupakan sebuah keinginan, kesadaran, dedikasi dan kecenderungan yang kuat pada diri siswa untuk berpikir dan berbuat secara matematik dengan cara yang positif dan didasari dengan iman, taqwa, dan ahlak mulia. 



Polking (1998) seperti yang dicitasi oleh Utari Soemarmo (2011) mengemukakan bahwa disposisi matematik meliputi sikap atau sifat: 1) rasa percaya diri dalam menerapkan matematika, memecahkan masalah, memberi alasan dan mengkomunikasikan gagasan, 2) lentur dalam menyelidiki gagasan matematik dan berusaha mencari beragam cara memecahkan masalah; 3) tekun mengerjakan tugas matematik; 4) minat, rasa ingin tahu, dan daya temu dalam melakukan tugas matematik; 5) cenderung memonitor dan menilai penalaran sendiri; 6) mengaplikasikan matematika dalam bidang studi lain dan kehidupan sehari-hari; 7) apresiasi terhadap peran matematika dalam kultur dan nilai, matematika sebagai alat, dan sebagai bahasa.

Sikap atau sifat yang termasuk dalam komponen disposisi matematik merupakan karakter-karakter yang dikembangkan dalam pendidikan karakter. Hal ini berarti, dalam pembelajaran matematika di SMP telah ada komitmen untuk pengembangan karakter peserta didik. Namun persoalannya adalah bagaimana materi matematika dan pelaksanaan pembelajaran matematika dapat diarahkan untuk pembentukan karakter siswa.


Untuk dapat merancang pembelajaran matematika yang dapat menunjang atau mengembangkan karakter, maka perlu identifikasi unsur-unsur atau komponen komponen yang ada dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran matematika terdapat komponen-komponen antara lain: bahan atau materi pelajaran (matematika), metode, media, dan kegiatan pembelajaran (Jailani, 2011). Oleh karena itu pengembangan pendidikan karakter bisa dimasukkan ke dalam konten atau bahan ajar matematika dan model yang dipilih untuk proses pembelajaran matematika.

Posting Komentar untuk "Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika.SMP"