Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Contoh Latar Belakang Penelitian Tindakan Kelas: Penggunaan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Materi Penggolongan Tumbuhan Pada Siswa kelas III SDI Welamosa Kecamatan Wewaria Tahun Pelajaran 2014 / 2015

Contoh Latar Belakang Penelitian Tindakan Kelas: Penggunaan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Materi Penggolongan Tumbuhan Pada Siswa kelas III SDI Welamosa Kecamatan Wewaria Tahun Pelajaran 2014 / 2015 - UU no. 2 tahun 1989 tentang Sitem Pendidikan Nasional, Bab II pasal 4 dikemukaan : Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan banggsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta ras tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan, ( Purwanto, 2011 : 36 ).

Pendidikan merupakan sebuah proses dinamis dan berkelanjutan. Pendidikan memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan minat siswa, memperluas dan mengembangkan horizon keilmuan peserta didik dan membantu peserta didik agar mampu menjawab tantangan dan gagasan baru pada masa mendatang.

Pendidikan, khususnya sekolah harus memiliki sistem pembelajaran yang menekankan pada proses dinamis yang didasarkan pada upaya meningkatkan keingintahuan peserta didik tentang dunia.

Pendidikan harus mendesain pembelajaran yang responsif dan berpusat pada peserta didik agar minat dan aktifitas peserta didik terus meningkat. Dengan berinteraksi satu sama lain, peserta didik akan menerima semua kegiatan yang mereka lakukan, mereka akan belajar bagaimana berperilaku dengan baik, dan mereka akan memahami apa yang harus dilakukan dalam kerja kelompok yang kooperatif, (Huda, 2011: 3-4).

Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang mengantisipasi dan membicarakan masa depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh kedepan dan memikirkan apa yang akan dihadapi peserta didik dimasa yang akan datang, bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk sesuatu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini nampak rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan (Trianto, 2007:1).

Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan anggota kelompok sebagai wadah peserta didik bekerja sama dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebaya. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari sesuatu yang baik pada waktu yang bersamaan dan menjadi nara sumber bagi teman yang lain.. Jadi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerja sama diantara peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, (Taniredja,dkk, 2011 : 56).

Para ahli telah menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja peserta didik dalam tugas-tugas akademik, dalam membantu peserta didik memahami konsep-konsep yang sulit dan membantu peserta didik menumbuhkan kemampuan berpikir kritis. Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan pada peserta didik baik dalam kelompok maupun bekerja sama teman sebaya, (Trianto, 2007 : 44)

Beberapa unsur dasar yang perlu ditanamkan kepada peserta didik agar pembelajaran kooperatif dapat lebih efektif, diterangkan oleh Lungren sebagai berikut : Pertama, pada peserta didik harus memiliki persepsi sama bahwa mereka memiliki nasib dan tujuan sama. Kedua, para peserta didik memiliki tanggung jawab terhadap tiap peserta didik lain dalam kelompok, disamping tanggung jawab terhadap diri sendiri, dalam mempelajari materi yang dihadapi. Ketiga, peserta didik harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama besarnya diantara sesama anggota kelompok. Keempat, para peserta didik akan diberikan evaluasi atau penghargaan yang ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok. Kelima, para peserta didik akan diminta mempertanggung jawabkan secara individu materi yang akan ditangani dalam kelompok kooperatif, (Trianto, 2007 : 47)

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah masalh lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan para guru di sekolah. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang mampu mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik. Proses pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak siswa hanya untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diperoleh untuk menghubungkanya dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari.

Kondisi ini juga menimpa pada pembelajaran IPA, yang memperlihatkan bahwa selama ini proses pembelajaran IPA di sekolah dasar masih banyak yang dilaksanakan secara konvensional (ceramah). Para guru belum sepenuhnya melaksanakan pembelajaran secara aktif dan kreatif dalam melibatkan siswa serta belum menggunakan berbagai pendekatan atau strategi pembelajaran yang berfariasi berdasarkan karakter materi pelajaran, (Susanto, 2013 : 166) Berdasarkan observasi dan pengelaman peneliti mengajar pada kelas III SDI Welamosa, di ketahui bahwa penguasaan konsep IPA masih rendah. Rendahnya pemahaman siswa terhadap konsep merupakan suaru masalh dalam pembelajaran. Agar masalh ini tidak berkelanjutan, perlu solusi yaitu memilih teknik penyajian yang tepat dalam mengajar. Salah satu faktor yang dapat menentukan tingkat pemahaman siswa terhadap suatu konsep adalah model pembelajaran yang digunakan oleh guru.

Salah satu model pembelajaran efektif yang dapat digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Model Jigsaw sangat cocok dalam pembelajaran IPA khususnya materi penggolongan tumbuhan berdasarkan bunga, biji, batang, akar, dan daunnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti sebagai guru ingin menyelesaikan masalh rendahnya prestasi belajar IPA siswa dalam sebuah penelitian denga judul “ Penggunaan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Materi Penggolongan Tumbuhan Pada Siswa kelas III SDI Welamosa Kecamatan Wewaria Tahun Pelajaran 2014 / 2015”

Posting Komentar untuk "Contoh Latar Belakang Penelitian Tindakan Kelas: Penggunaan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Materi Penggolongan Tumbuhan Pada Siswa kelas III SDI Welamosa Kecamatan Wewaria Tahun Pelajaran 2014 / 2015"