Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Permainan Karet Gelang dalam Pembelajaran Matematika


Permainan Karet Gelang dalam Pembelajaran Matematika - Permainan ini sering dimainkan oleh anak laki-laki dan perempuan. Permainan ini cukup unik dan sederhana dilakukan oleh 2 orang berhadap-hadapan. Masing-masing anak memiliki satu karet gelang yang dijadikan “raja”/”gaco” dan setiap anak bergantian mendapat giliran untuk  meniup karet gelangnya.  Pemenangnya adalah karet raja yang ditiup berpindah tempat di atas/menindih raja” lawan dan bisa membuat arsiran (lubang arsiran yang menghubungkan keduanya) seperti pada Gambar 1. Selain itu, salah satu syarat untuk dapat memainkan permainan ini adalah para pemainnya harus memiliki modal yang berupa sejumlah karet gelang selain karet “raja” (gaco). Karet raja adalah karet yang digunakan dalam bermain dan biasanya, karet yang dipilih adalah karet yang dianggap memiliki keunggulan dan ketika dimainkan akan menguntungkan bagi pemainnya. Selain itu, pemilihan karet gelang untuk raja juga mempertimbangkan strategi permainan masing-masing pemain.

Fenomena yang ditemukan dalam permainan ini adalah pemain yang kalah akan  membayar sejumlah karet kepada pemenang sesuai kesepakatan antar pemain. Bayaran yang diterima oleh pemenang bisa 1 atau 2 atau 3 atau jumlah lain sesuai kesepakatan. Di awal permainan, biasanya para pemain akan menghitung modal (“boko”) dan di akhir permainan para pemain cenderung akan menghitung untung rugi masing-masing.  Fenomena (matematis) ini dapat dieksplorasi dalam pembelajaran matematika.
Berdasarkan pengamatan, sering dalam beberapa kesempatan kegiatan bermain ini banyak ditonton oleh anak-anak yang tidak ikut bermain. Anak-anak yang tidak ikut bermain biasanya tidak memiliki modal atau sekedar untuk mendukung temannya yang bermain. Permainan ini kaya fenomena sehingga dapat digunakan untuk mengajarkan beberapa konsep secara bersamaan. Seperti diketahui bahwa,  salah satu karakteristik dari PMR adalah interwinement (keterkaitan), dimana dianjurkannya untuk mengajarkan konsep matematika tidak secara terpisah, sehingga siswa menganggap matematika sebagai satu kesatuan. Karakteristik ini berkaitan dengan matematika sebagai bahan ajar, sehingga materi-materi matematika tidak dipandang sebagai bahan ajar yang terpisah (Suryadi, 2007:h.178). Guru dapat membuat skenario atau permasalahan kontekstual yang berhubungan dengan permainan ini  untuk pembelajaran operasi penjumlahan dan pengurangan, perkalian, pembagian, kelipatan dan aritmetika sosial (utung dan rugi) secara terpadu.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan guru untuk pembelajaran konsep dan prosedur perkalian bilangan cacah adalah sebagai berikut: 

Tahap bermain bebas (Orientasi) 

Prinsip pertama dalam PMR adalah penggunaan konteks. Konteks tidak harus berupa masalah dunia nyata namun bisa dalam bentuk permainan, penggunaan alat peraga, atau situasi lain selama hal tersebut bermakna dan dapat dibayangkan dalam pikiran siswa (Ariyadi Wijaya, 2012: 21). 
Langkah ini bertujuan untuk menyadarkan siswa bahwa ternyata apa yang sering mereka lakukan sehari-hari berhubungan dengan materi matematika yang akan dipelajari. Pembelajaran matematika dapat dimulai dengan tahap bermain meniup karet, misalnya di atas meja dalam kelas. Tujuannya adalah agar di akhir permainan guru dapat menghubungkan permainan tersebut dengan materi yang akan dipelajari (apersepsi) misalnya:
1)      Tadi, berapa karet yang dimiliki si A dan si B ?
2)      Terus tadi kalian perhatikan, siapa yang pertama kali menang ?
3)      Berapakah karet yang dimiliki si A atau si B sekarang ?
4)      Si A menang berapa kali ?
5)      Si B Menang berapa kali ?
Langkah orientasi bertujuan untuk menekankan permainan dalam hubungannya dengan konsep matematika yang akan dipelajari.
Selanjutnya,  guru membagikan LKS yang berisi permasalahan kontekstual yang berhubungan dengan permainan yang telah siswa lakukan. Contoh permasalahan kontekstual berhubungan dengan permainan ini adalah sebagai berikut:
Permasalah Kontekstual
Pada hari libur, Edgar dan Chika bermain karet gelang di rumah. Mereka bersepakat bahwa pemain yang kalah akan membayar sebanyak 1 karet bagi yang menang. Pada permainan ke-3, egar mengusulkan untuk menaikan taruhan menjadi 2 karet dan pada permainan ke-7, cika mengusulkan untuk menaikan taruhan menjadi 3 karet. Setelah permainan ke-9, mereka berhenti bermain karena harus membantu Ibu mereka. Mereka belum sempat menghitung karet yang mereka peroleh dalam permainan tadi.
Jika sebelum bermain Chika memiliki  25 karet dan Edgar memiliki 2, karet.
  1. Dapatkah kalian membantu Chika dan Edgar menghitung hasil perolehan karet mereka masing masing ?
  2. Setelah permainan ke-9, berapakah karet yang dimiliki oleh mereka masing masing ?
  3. Berapakah karet yang diperoleh  chika  pada permainan 1-3, 5-6 ?
Tahap penggunaan peraga
Tahap ini menekankan pada kemampuan siswa memanipulasi alat peraga guna memodelkan situasi pada soal kontektual tahap sebelumnya. Tahap ini sangat  berguna untuk pemahaman prinsip-prinsip matematika sebelum menggunakan bahasa matematika. Pada tahap ini, guru dapat memfasilitasi siswa menggunakan benda-benda konkrit misalnya kancing baju, karet gelang, atau biji-bijian untuk menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan pada LKS sebelumnya atau membuat LKS dengan masalah yang baru agar lebih beragam.
Tanpa kegiatan bermain, karet gelang dapat dijadikan peraga dalam pembelajaran. Setelah tahap orientasi,
Pembentukan Fondasi
Dalam proses pembentukan fondasi, guru dapat menyelaraskan kontribusi-kontribusi siswa pada tahap orientasi dan penggunaan peraga untuk mengeneralisasi prosedur atau konsep dari yang semula konkrit dan semikonkrit menjadi sebuah konsep atau prosedur yang lebih abstrak dengan menggunakan simbol matematika.
Permainan Ke
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Edgar
Menang
Menang
Menang
Menang
Kalah
Kalah
Menang
Kalah
Menang
Chika
Kalah
Kalah
Kalah
Kalah
Menang
Menang
Kalah
Menang
Kalah
Matematika Formal
Pada tahap ini, guru sudah memperkenalkan konsep dan prosedur formal dengan menggunakan simbol-simbol matematik. Pada tahap ini juga, siswa diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan lain yang memiliki koteks yang sama tanpa bantuan permainan dan alat peraga.

Posting Komentar untuk "Permainan Karet Gelang dalam Pembelajaran Matematika"