Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Masalah Masalah Pembelajaran yang Cocok sebagai Topik Penelitian Tindakan Kelas

Masalah Masalah Pembelajaran yang Cocok sebagai Topik Penelitian Tindakan Kelas–Guru adalah orang yang tugasnya mengajar. Paradigma baru tugas guru di era kemajuan teknologi informasi yang paling utama adalah melaksanakan pembelajaran abad 21. Seperti yang saya tulis sebelumnya bahwa pembelajaran abad 21 menekankan siswa pada beberapa kemampuan seperti berpikir kritis, kreatif, kolaboratif dan lain-lain.

Dalam pelaksanaannya, tentu saja guru mengalami banyak masalah pembelajaran. Masalah utamanya adalah guru menghadapi kenyataan bahwa apa yang mereka harapkan (indikator-indikator keberhasilan belajar) tidak dapat tercapai. Inilah yang dinamakan masalah, yaitu ketidakcocokan atau kesenjangan antara apa yang guru harapkan dengan kenyataan yang di hadapi. Dalam menyelesaikan masalah pembelajaran, ada banyak tahap yang harus dilalui. Pelaksanaan tahap-tahap ini perlu dilakukan secara hati-hati karena setiap masalah akan diselesaikan dengan cara yang berbeda-beda.
Perlu diketahui bahwa masalah-masalah yang ditemukan dalam pembelajaran tidak serta merta menjadi topik penelitian tindakan kelas. Hopkins dalam Djojosuroto (2004) mengelompokkan masasalah yang dapat diteliti atas dua kelompok. Kelompok pertama adalah masalah pembelajaran (learning) misalnya pemahaman konsep yang tidak tepat; kesulitan membaca lambang-lambang; kesulitan menulis dengan rapi; kesalahan strategi belajar; dan rendahnya prestasi belajar. Kelompok masalah yang kedua pengelolaan kelas (class managemen) misalnya sering terlambat hadir dalam kelas; sikap pasif di kelas; sikap agresif terhadap guru; sering mengantuk; sering membolos; menyontek ketika ujian; dan sering tidak menyelesaikan tugas tepat waktu.
Secara umum, rambu-rambu pemilihan masalah-masalah pembelajaran yang dapat diselesaikan melalui penelitian tindakan kelas adalah masalah yang berkaitan dengan pembelajaran sehari-hari; cakupan masalahnya tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit; masalah yang hendak diselesaikan harus sesuai dengan kemampuan guru; masalah-masalah strategis; masalah yang urgen atau harus segera diselesaikan; masalah yang diselesaikan harus nyata; dan masalah yang memerlukan penanganan secara berkelanjutan.

Masalah yang berkaitan dengan pembelajaran sehari-hari



Milss (2000), mengemukakan masalah-masalah pembelajaran yang dapat dikaji melalui PTK adalah masalah-masalah dimana guru merasa sangat familiar karena seringkali terjadi yaitu berkaitan dengan kegiatan pembelajaran sehari-hari. Masalah-masalah yang familiar dan sering dirasakan guru misalnya: siswa kurang aktif dalam kegiatan diskusi; motivasi belajar siswa rendah; siswa tidak berani bertanya hal-hal yang tidak dimengerti; siswa sulit sekali mengemukakan pendapat; siswa kurang memahami konsep dan prosedur matematika, siswa sulit melakukan prosedur operasi perkalian dan penjumlahan bersususn dan lain lain.

Cakupan masalahnya tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit


PTK tidak di arahkan untuk mengkaji masalah-masalah yang cakupannya terlalu luas sehingga di luar kemampuan guru untuk merancang dan melaksanakan tindakan guna perbaikan yang diharapkan. Adakalanya masalahnya luas dan cakupan atau ruang lingkupnya juga luas. Namun ada juga ruang lingkupnya tidak luas, misalnya kelas akan tetapi masalahnya terlalu luas. Masalah yang luas dan ruang lingkup yang luas misalnya rendahnya hasil Ebtanas seluruh bidang studi atau beberapa bidang studi SMP di suatu kecamatan, satu kabupaten atau satu provinsi. Kemudian guru sebagai peneliti bermaksud melakukan penelitian untuk memperbaiki keadaan tersebut. Pada sisi lain bias juga terjadi ruang lingkup penelitiannya tidak luas, akan tetapi masalah yang dikaji masih terlalu luas. Misalnya seorang guru mengkaji atau meneliti cara untuk meningkatkan kemampuan bertanya siswa, kemampuan menyimpulkan pelajaran dan kemampuan mengerjakan soal-soal latihan pada kelasa tertentu dalam waktu bersamaan atau satu rancangan PTK. Keadaan ini tentu akan menyulitkan guru, karena tindakan untuk meningkatkan kemampuan bertanya siswa, mungkin hanya akan akurat untuk meningkatkan kemampuan bertanya dan belum tentu sekaligus mampu menyimpulkan pelajaran dan mengerjakan soal-soal latihan.
Disamping tidak disarankan untuk mengkaji masalah yang terlalu luas, juga diharapkan masalah yang dikaji melalui PTK tidak terlalu sempit. Jika masalah yang terlalu luas akan menyebabkan kesulitan guru untuk menentukan tindakan yang tepat dan sesuai untuk memperbaiki keadaan tersebut dan tentu akan berakibat pada pencapaian hasil yang tidak tepat, serta akan mengalami banyak kesulitan dalam implementasinya, maka pemilihan masalah yang terlalu sempit juga dapat menyebabkan hasil yang dicapai tidak seimbang dengan waktu, tenaga serta usaha yang dilakukan guru.

Sesuai kemampuan guru

Dalam sebuah tulisan yang dimuat pada Pelangi Pendidikan dikemukakan beberapa ilustrasi. Jika anda yakin bahwa ketiadaan buku yang menyebabkan siswa sukar membaca kembali materi pelajaran dan mengerjakan PR di rumah, anda tidak perlu melakukan PTK. Dengan di belikan buku masalah tersebut akan terpecahkan, dan itu di luar kemampuan anda. Dengan perkataan lain, yakinkan bahwa masalah yang anda pecahkan cukup layak, berada di wilayah pembelajaran yang dikuasai. Dikemukan pula contoh lain masalah yang berada di luar kemampuan guru : kebisingan kelas karena sekolah berada di jalan raya.

Masalah yang strategis


Ukuran strategis dapat dinilai apakah tindakan perbaikan yang dilakukan itu memang prinsip dan berkontribusi bagi sebagian besar siswa dalam kerangka perbaikan pembelajaran. Kemampuan menyelesaikan soal-soal latihan tentu merupakan hal prinsip karena berkaitan langsung dengan capaian hasil belajar siswa. Kemampuan mengemukakan pendapat dan mengajukan pertanyaan merupakan hal prinsip karena berkaitan dengan pengembangan potensi siswa dan menjadi balikan untuk menilai keberhasilan mengajar guru.

Masalah yang membutuhkan penanganan yang relative segera


Salah satu ciri PTK adalah bahwa PTK merupakan cara pemecahan masalah yang hasilnya dapat dipergunakan langsung untuk memperbaiki pembelajaran. Sangat berbeda bentuk penelitian lain yang memerlukan waktu lama untuk dapat diimplementasikan oleh guru bagi perbaikan kinerja pembelajaran. Karena sifatnya yang demikian, maka masalah yang dikaji melalui PTK juga disarankan adalah masalah-masalah yang memerlukan penanganan relative segera, dimana jika masalah tersebut tidak cepat dicari solusi pemecahannya akan menimbulkan kendala bagi perbaikan proses dan hasil belajar yang dicapai. Pihak yang paling memahami masalah-masalah apa saja yang membutuhkan penanganan segera adalah guru. Oleh sebab itu, untuk mengingatkan kita bersama, andaikata PTK dilakukan secara kolaboratif (misalnya kolaborasi, dosen LPTK dan guru), maka yang harus menentukan masalah-masalah apa yang menjadi kebutuhan segera untuk di pecahkan adalah guru. Peran dosen dalam hal ini adalah membantu memperjelas masalah tersebut, bukan menentukan.

Masalah yang dikembangkan harus nyata


PTK menghendaki hasil yang nyata dan dalam waktu yang singkat dapat dipergunakan langsung untuk memperbaiki pembelajaran. Oleh sebab itu masalah-masalah yang dapat dikaji melalui PTK adalah masalah yang benar-benar nyata yang memungkinkan guru dapat secara jelas menentukan tindakan perbaikan. Jika guru merasa bahwa masalah yang ia hadapi masih bersifat samar-samar, maka terlebih dahulu perlu dikaji dan dikenali secara cermat. Meskipun menurut pengamatan sementara, guru melihat ada beberapa masalah yang saling terkait, maka guru harus cerdas memutuskan satu masalah utama yang membutuhkan penanganan segera.

Memerlukan penanganan secara berkelanjutan


Salah satu ciri PTK yaitu adanya siklus yang berkelanjutan. Siklus ini memungkinkan guru menentukan cara dan langkah perbaikan sekaligus menilai tingkat keberhasilan cara yang ditempuh pada setiap siklus tertentu dan selanjutnya menyempurnakan tindakan perbaikan jika hasil yang dicapai belum optimal. Sebelumnya juga telah dibahas bahwa di antara masalah pembelajaran yang disarankan untuk dikaji melalui PTK adalah masalah-masalah strategi dalam pembelajaran. Masalah-masalah strategi umumnya jarang sekali dapat diperbaiki atau diselesaikan dalam satu siklus penelitian apalagi dengan hanya melakukan satu kali tindakan perbaikan, akan tetapi biasanya menghendaki tahapan-tahapan yang cukup lama untuk mencapai perubahan yang optimal. Terkait dengan ciri ini, maka masalah yang akan dikaji atau dipecahkan melalui PTK adalah masalah-masalah pembelajaran yang memerlukan penanganan secara berkelanjutan

Posting Komentar untuk "Masalah Masalah Pembelajaran yang Cocok sebagai Topik Penelitian Tindakan Kelas"