Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Servas: Perjuangan Untuk Kuliah di Flores dan Mendapatkan Beasiswa S2 dari Pemda Kabupaten Ngada

Servas: Perjuangan Untuk Kuliah di Flores Sampai Akhirnya Mendapatkan Beasiswa S2 dari Pemda Kabupaten Ngada- Setelah menyelesaikan pendidikan di SMA, saya tak ada niat sedikitpun untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.  Alasannya klasik.  Latar belakang ekonomi dan kondisi fisik orang tua yang sudah tua dan sering sakit-sakitan membuat saya berpikir untuk menguburkan mimpi melanjutkan kuliah ke jenjang yang lebih tinggi. Saya hanya berniat dan mungkin hanya bisa bermimpi agar bisa menjadi petani yang baik. Setelah beberapa tahun kemudian, timbulah niat baik dari saudariku untuk membiayainya, sehingga aku bisa melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.

Awal masuk perkuliahan saya sedikit ragu dengan kemampuan kerena dalam benakku, mungkin saya tidak bisa bersaing dengan teman-teman lain. Alasannya sudah beberapa tahun di luar, namun saya berusaha setidaknya kemampuanku setara dengan teman-teman lain dengan cara mengatur jadwal belajar. Sedikit sering pengalaman, berbekal petuah dari seorang tokoh mengatakan bahwa “kita harus belajar ilmu ayam yang selalu turun pagi-pagi mencari makan, dan juga siapa yang lebih cepat cotok makanan berarti dia mendapat porsi lebih banyak”. Hal ini diartikan bahwa rahmat dan rejeki yang kita peroleh lebih banyak dipagi hari. Alasannya sederhana saja, bahawa pekerjaan yang kita lakukan pada pagi hari lebih bersemangat dan membuahkan hasil yang memuaskan, ketimbang pekerjaan itu dilakukan disiang hari apalagi di tengah terik matahari. Berpedoman pada hal tersebut maka waktu belajar wajib, saya gunakan pada jam empat sampai jam enam pagi. Sedeangkan waktu belajar lainnya saya gunakan pada saat setelah materi diberikan mumpung belum lupa dan mudah dicerna kembali. Selain itu, untuk menambah wawasan saya biasanya diskusi dengan teman dan juga membaca bacaan apa saja yang saya temui.

Banyak hal yang diperoleh sewaktu masih kuliah S1, baik dari bapak/ ibu dosen, teman-teman maupun dari organisasi masyarakat yang dapat memberikan kontribusi pengetahuan sehingga saya tumbuh menjadi insan yang berguna dalam masyarakat. Sebagai seorang junior dalam perkuliahan tentunya banyak tanya kepada senior tentang perkuliahan, nah disini banyak masukan termasuk salah satunya karakter dosen yang keras dan mempersulit mahasiswa dalam perkuliahan bahakan kalau dapat dosen tertentu katanya kamu siap tidak lulus. Mendengar hal itu tentunya saya sedikit cemas namun saya tetap berprinsip kalau kita belajar belum tentu kita tidak lulus.

Ternyata apa yang diragukan itu tidak benar, bahkan kami sekelaspun lulus dengan nilai yang baik, kesimpulannya bukan dosen yang keras tapi faktor dari kita mau berubah atau tidak. Kalau mau berubah tentunya harus punya komitmen yang jelas dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dosen. Aktivitas selain kuliah saya juga ambil bagian dalam organisasi kampus menjadi anggota HMPS PGSD tahun dari tahun 2010-2012, koor kampus, dan juga ikut bergabung dalam kegiatan organisasi di mana tempat saya tinggal.


Kegiatan Saat Liburan


Mengingat latar belakang ekonomi yang lemah lembut,,,dan juga terinspirasi dengan mas Jawa yang menjajankan dagangannya setiap hari di kompleks Wirajaya, akhirnya muncul niat saat liburan saya harus buat sesuatu yang bisa menghasilkan uang agar bisa menopang kebutuhan kuliah, yang terpenting pekerjaan yang saya lakukan halal. Niat baik itupun saya lakukan sejak semester I yakni menjual sayur dan jualan roti setiap pagi. Awalnya sih sedikit malu untuk melakukan itu apalagi seorang mahasiswa pasti akan diolok sama orang-orang dikampung. Saudariku juga tidak setuju kalau saya harus jualan sayur apalagi roti hahaha,,,,namun saya tetap pada prinsip, bahwa apa yang kita lakukan halal knapa kita harus malu dan takut yang terpenting apa yang kita buat tidak melanggar norma atau aturan di masyarakat. Apa yang dicemaskan pun ternyta benar terjadi saat saya mengedarkan sayuran dan roti ada yang ngolok katanya “malue anak kuliah ko jual sayur” dalam nada guyon sedkit senyum saya bilang, yang terpenting saya tidak curi dan peminta-minta. Saya tetap pada prinsip bahwa apa yang dilakukan halal knapa kita harus malu. Setiap pagi saya harus mengedarakan jualanku bahkan ada yang jadi pelanggan tetap hahahha,,,. Hasil dari jualan pun lumayan bisa membantu biaya regis. Keigiatan lainnya saya ke sekolah, seijin kepala sekolah saya belajar bersama anak sekolah di kelas, bapak/ibu guru mengajar saya duduk sederet dengan anak SD tujuannya hanya mau observasi bagaimana cara mengajar dan mendidik anak SD. Disisi lain saya melakukan observasi dan belajar bersama guru-guru sekalian untuk mengetahui permasalahan pembelajaran di SD.

Saat masuk liburan biasanya menceritakan kenangan waktu liburan bersama teman dekat, akhiranya saya pun menceritakan pengalaman saya, ketika saya bilang jual roti kukus dan sayuran dia ledak tertawa dicampur air mata sedih, katanya “wise,,,(sapaan akrab) kau brani jual kue, kau tidak malu ka teman ? saya bilang, intinya apa yang saya lakukan tidak merugikan orang lain”. Kebtulan teman ku juga nasibnya hampir mirip sama saya, diapun terinspirasi dengan apa yang saya lakukan, akhirnya dia minta ide utuk jualan sambil kuliah, dia bilang ke saya gimana saya jual nasi bungkus, saya pun memberi suport, akhirnya dia jual nasi bungkus tepat di depan sekolah Adiaksa, hasilnya pun bisa membantu kebutuhan kuliah. Hidup ini memang butuh perjuangan, buat teman-temanku yang masih kuliah jika mengalami kesulitan, jangan pernah malu melakukan sesautu, yang terpenting apa yang kita lakukan itu halal dan tidak merugkan orang lain.


Kisah Sedih


Sejak awal keberangkatan kuliah tahun 2010, saya dibiayai oleh saudari sepupu bersama adik kandungku, namun nasib malang menimpah tahun 2011 saudariku jatuh sakit tak kunjung sehat, dan pada tahun 2013 saat saya mau melakukan kegiatan KKN dan PPL saudariku menghembuskan napas terakhirnya di RSUD Ende. Saya hampir putus asa dan tak mau lanjut karena satu-satunya tulang punggung, namun berkat motivasi dari keluarga di Ende akhirnya sayapun kembali kuliah.


Mendapat Penghargaan


Berkat semanagt, usaha dari keluarga dan dukungan dari bapak/ibu dosen dan semua teman-teman semua akhirnya saya menyelesaikan pendidikan di Unflor genap empat tahun. Pada tanggal 10 september Tahun 2014 saya dikukuhkan menjadi Sarjana, dan pada saat itu pula saya mendapat penghargaan, karena mendapat predikat kelulusan dengan pujian dengan Indeks prestasi komulatif 3,75. Dalam benak saya hanya bisa bersyukur atas prestasi yang diraih dan yang lebih penting adalah implementasi dari ilmu yang kita peroleh dalam dunia pendidikan dan dalam hidup bermasyarakat. Saat menerima pengharagaan diselingi lagu himne guru, sempat meneteskan air mata saat mendengarkan syair lagu “engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan,,,”jadi ingat pesan dan kerja keras dari saudariku sehingga saya bisa kuliah. Memang benar kata almarhum opa Sebas saat kuliah semester awal, “siapa yang tekun, kerja keras untuk kuliah dan menghadapi berbagai tantangan, saat pemindahan toga oleh rektor pasti dia meneteskan air mata”.


Kuliah Lanjut S2


Banyak orang percaya bahwa perkataan merupakan sebuah doa. Hal inilah yang benar-benar saya alami. Seperti pada awal masuk kuliah S1, saya sama sekali tidak ada bayangan akan melanjutkan pendidikan di S2, awalnya Ibu Berty sebagai dosen PA pernah memberikan motivasi untuk semua teman-teman agar melanjutkan pendidikan S2 namun dalam hati kecil saya bilang:" kuliah S1 saja saya susah apalagi S2 cukup saja sampai disini. Berapa dosen pun secara pribadi mereka pernah bilang ke saya seperti Pak Gusty, Pak Martin dan Pak Eris selaku penguji skripsi dan memang saat kuliah beliau tidak pernah mengasuh di kelas saya, tapi dia pernah bisik di saya di samping prodi PGSD katanya “Adik nanti lanjut S2 ew". Terus saya jawab: " Tidak bisa Bapa, saya tidak ada sumber biaya.Karena jawaban ini beliau memotivasi saya dan saya ingat benar apa yang beliau katakan kepada saya. Saya ingat benar perkataan pak Eris:
 "Mimpi dan cita-cita adalah soal perjuangan dan kegigihan, apakah kita orang miskin tidak boleh bermimpi ? Apakah kita orang kampung tidak boleh punya mimpi ? Ayo lanjut kuliah, banyak beasiswa tuh. Saya dengar di Pemda Ngada ada beasiswa. Nanti coba tanya informasi ke sana"
Saya pun diam dan dalam hati saya bilang S1 saja susah, apalagi mau S2, pulang kampung saja.

Setelah memberesakan berkas ijazah, kurang lebih satu bulan sejak saya diwisudahkan pada bulan Oktober saya mendapat tawaran untuk mengajar di SD di kampungku. Setelah mengajar kurang lebih setengah tahun akhirnya ada informasi beasiswa untuk lanjut S2 dari Pemda dan sayapun coba-coba ikut tes, siapa tahu bisa lulus akhirnya pada bulan Maret 2015 mendapat berita lulus dari daerah dan lanjut kuliah S2 UNS di Solo Jawa Tengah. Saya harus memberikan ucapan terima kasih untuk bapa Ibu dosen dan teman-teman semua karena berkat motivasi dan dukungan saat masih di S1, maka pada kuliah S2 pun saya bisa bersaing dengan teman-teman di Jawa. Dan saat ini saya sementara menyelesaikan tugas akhir tesis. Awal masuk kuliah S2 kadang saya ingat kembali pesan dari bapak ibu dosen yang memberikan motivasi dan saran untuk lanjut kuliah S2, yang menurut saya tidak mungkin terjadi, namun apa yang tidak terpikirkan itu terjadi.



Pesan buat teman-teman dan adik-adik saya di Program Studi PGSD Universitas Flores yang masih kuliah: " Tetap semangat dan berjuanglah walau sesulit apapun situasi yang kita alami. Bersama Tuhan segala yang tidak mungkin akan menjadi mungkin, karena Tuhan punya rencana indah buat kita. Tidak perlu minder kuliah di kampung.  Saya yakin kemudahan yang saya alami ketika kuliah S2, semuanya karena saya memiliki fondasi yang kuat dari Program Studi PGSD Universitas FLores" (Servasius Wunga, Alumni PGSD Uniflor, Angkatan 2010, Mahasiswa Pascasarjana UNS)


Posting Komentar untuk "Servas: Perjuangan Untuk Kuliah di Flores dan Mendapatkan Beasiswa S2 dari Pemda Kabupaten Ngada"