Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menyusun Rencana Tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas

Menyusun Rencana Tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas - Penelitian Tindakan Kelas merupakan tindakan pembelajaran kelas yang akan dilakukan, dan dari segi definisi harus berorientasi ke depan dan harus memperhitungkan peristiwa-peristiwa tak terduga, sehingga mengandung sedikit resiko. Oleh karenanya, rencana mesti cukup fleksibel agar dapat diadaptasikan dengan pengaruh yang tak dapat terduga dan kendala yang sebelumnya tidak terlihat. Tindakan yang telah direncanakan harus disampaikan dengan dua pengertian. 

Pertama, tindakan kelas mempertimbangkan resiko yang ada dalam perubahan dinamika yang terjadi di kelas dan mengakui adanya kendala nyata, baik yang bersifat material maupun non-meterial di kelas.

Kedua, tindakan-tindakan pilih karena memungkinkan para guru untuk bertindak secara lebih efektif dalam tahapan-tahapan pembelajaran, secara lebih bijaksana dalam memperlakukan siswa, dan cermat dalam mengamati kebutuhan dan perkembangan belajar siswa. 

Pada prinsipnya, tindakan yang guru rencanakan hendaknya membantu guru dalam:
a) mengatasi kendala pembelajaran kelas, 
b) bertindak secara lebih tepat guna di kelas, dan 
c) meningkatkan keberhasilan pembelajaran kelas;

Selain membantu guru dalam ketiga hal di atas, perencanaan tindakan juga membantu guru menyadari potensi baru untuk melakukan tindakan guna meningkatkan kualitas kerja. Dalam proses perencanaan, guru harus berkolaborasi dengan sejawat melalui diskusi untuk mengembangkan bahasa yang akan dipakai dalam menganalisis dan meningkatkan pemahaman dan tindakan di kelas.

Rencana PTK hendaknya disusun berdasarkan hasil pengamatan awal refleksif terhadap pembelajaran di kelas. Sebagai contoh, seorang guru matematika akan melakukan pengamatan terhadap situasi pembelajaran matematika di kelas dalam konteks situasi sekolah secara umum dan mendeskripsikan hasil pengamatan. 

Untuk memperkuat hasil penguatan dapat dilakukan wawancara (jika perlu). Dari sini akan mendapatkan gambaran umum tentang masalah yang ada. Lalu guru meminta sejawat sebagai kolaborator untuk melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang diselenggarakan guru di kelas. 

Selama mengamati, kolaborator memusatkan perhatiannya pada perilaku guru sebagai guru dalam upaya membantu siswa belajar matematika, dan perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung, serta suasana pembelajarannya. Misalnya, hal-hal yang  dicatat meliputi: 
  1. Bagaimana guru melibatkan siswanya dari awal (ketika membuka pelajaran).
  2. Bagaimana guru membantu siswanya, misalnya; 1) memahami isi materi, 2) membantu murid-muridnya yang mengalami kesulitan atau yang pasif.
  3. Bagaimana guru mengelola kelas, yaitu dalam mengatur tempat duduk, mengontrol penerangan, mengatur suaranya, mengatur pemberian giliran, mengatur kegiatan.
  4. Bagaimana guru berpakaian.
  5. Bagaimana murid menanggapi upaya-upaya guru.
  6. Sejauh mana murid aktif dalam proses pembelajaran.
  7. Hal-hal lain yang secara teoritis perlu dicatat.
  8. Suasana kelas.
Hasil pengamatan awal terhadap proses tersebut dituangkan dalam bentuk catatan-catatan lapangan lengkap (cuplikannya dapat disajikan dalam laporan dalam bentuk sketsa), yang menggambarkan dengan jelas cuplikan/episode proses pembelajaran dalam situasi nyata. Kemudian, guru bersama kolaborator memeriksa catatan-catatan lapangan sebagai data awal secara cermat untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang ada dan aspek-aspek apa yang perlu ditingkatkan untuk memecahkan masalah praktis.

Berdasar hasil kesepakatan terhadap pencermatan data awal, dan dipadukan dengan ketersediaan sumber daya, baik manusia maupun non-manusia, guru bersama kolaborator selanjutnya menyusun rencana tindakan, sebagai penuntun pelaksanaan tindakan. Rencana tindakan perlu dilengkapi dengan pernyataan tentang indikator-indikator peningkatan yang akan dicapai atau menjadi tujuan penelitian. Misalnya, indikator untuk peningkatan keterlibatan siswa bertanya, keaktifan dalam belajar, kemandirian belajar, motivasi belajar atau dapat pula berupa hasil belajar diukur sedemikian rupa sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Kebersamaan guru dan kolaborator dalam mengumpulkan data awal, lalu mencermatinya untuk mengidentikasi masalah-masalah yang ada dan menentukan tindakan untuk mengatasinya, serta menyusun rencana tindakan harus memenuhi tuntutan validitas demokratik.

Posting Komentar untuk "Menyusun Rencana Tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas"