Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sistematika Proposal PTK : Desain Penelitian

Salah satu bagian penting dan harus termuat dalam sebuah proposal PTK adalah Desain Penelitian.  Dalam bagian desain penelitian dijelaskan beberapa hal terkait dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Beberapa hal yang perlu dijelaskan adalah : (1) rancangan penelitian, (2) subjek dan objek penelitian, (3) prosedur penelitian, (4) instrumen penelitian, (5) teknik pengumpulan data, (6) teknik analisis data, (7) kriteria keberhasilan tindakan.

a. Rancangan penelitian
Rancangan penelitian yang dimaksud adalah PTK. Hanya yang perlu ditekankan adalah rancangannya akan ditetapkan dalam berapa siklus penelitian atau sampai indikator pencapaian tercapai. Hal tersebut adalah otoritas peneliti, karena hanya peneliti atau guru yang dapat memperkirakan. Hal-hal yang dapat dijadikan pertimbangan dalam menetapkan banyaknya siklus adalah: waktu yang tersedia, panjangnya pokok bahasan, karakteristik materi, siswa (subyek PTK), dan sebagainya.

Secara teoretis, sesungguhnya siklus PTK tidak harus ditetapkan terlebih dulu. Banyaknya siklus yang akan dilaksanakan sangat tergantung pada tingkat ketercapaian indikator pencapaian itu. Jika penelitian dalam dua siklus telah mencapai indikator pencapaian, maka penelitian dapat dihentikan. Namun, jika dilihat dari beragamnya karakteristik materi pelajaran, keberhasilan pada siklus sebelumnya tidaklah 100% akan menjadi jaminan bagi keberhasilan siklus berikutnya, oleh karena peneliti akan banyak berurusan dengan karakteristik materi pelajaran yang sering berbeda.

PTK tidak bertujuan memenuhi keinginan peneliti, tetapi bertujuan memuaskan kepentingan siswa yang akan belajar pada materi yang beragam. Itulah sebabnya penentuan jumlah siklus tetap menjadi otoritas peneliti. Tetapi yang perlu diingat, bahwa setiap siklus akan selalu terdiri dari 4 langkah, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi/evaluasi, dan (4) refleksi. 

b.  Subjek dan objek penelitian
Subjek penelitian adalah orang yang dikenai tindakan. Dalam konteks pendidikan di sekolah, subjek penelitian adalah siswa, guru, pegawai, atau kepala sekolah. Dalam kontek pembelajaran di sekolah, subjek penelitian umumnya adalah siswa. Tetapi  harus dijelaskan siswa kelas berapa, semester berapa pada tahun akademik tertentu, hal ini karena terkait dengan asal masalah yang dirasakan oleh Guru bersangkutan. Jika masalah dirasakan di kelas VIa saja, maka sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas VIa. Tentunya, klarifikasi mengapa siswa di kelas VIa itu digunakan sebagai subjek, harus diungkapkan secara jelas.

Objek penelitian dibedakan atas dua macam, yaitu (1) objek yang mencerminkan proses dan (2) objek yang mencerminkan produk. Objek yang mencerminkan proses merupakan tindakan yang dilakukan berikut perangkat-perangkat pendukungnya. Sedangkan objek yang mencerminkan produk merupakan masalah pembelajaran yang diharapkan mengalami perbaikan dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan. Tanggapan siswa cukup penting diperhitungkan sebagai objek penelitian, karena esensi penelitian tindakan kelas adalah students satisfaction. Tanggapan siswa tersebut juga dapat mencerminkan secara tidak langsung mengenai proses tindakan. Tanggapan positif mencerminkan proses pembelajaran yang kondusif, sedangkan tanggapan negatif mencerminkan proses pembelajaran yang kurang kondusif.

Tekait dengan contoh judul a, maka subjek PTK adalah siswa kelas VIa SD Negeri 1 Ende, tahun ajaran 2010/2011. Sedangkan sebagai objek penelitian, adalah: 1) Matematika Realistik 2) keterampilan berpikir kritis siswa, dan 3) tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan. 

c. Prosedur penelitian
Prosedur penelitian yang dimaksudkan adalah langkah-langkah operasional baik yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, observasi/evaluasi, maupun refleksi. Langkah-langkah operasional tersebut bersumber dari kerangka konseptual yang diuraikan pada bagian sebelumnya. 

Perencanaan.
Uraikan langkah-langkah kolaborasi yang dilakukan, fakta-fakta empiris yang diperlukan dalam rangka tindakan, sosialisasi esensi tindakan dan scenario pembelajaran yang akan dilaksanakan pada guru sejawat dan siswa, perangkatperangkat pembelajaran yang perlu disiapkan dan dikembangkan, lembaran-lembaran evaluasi dan instrumen lain berikut kriteria penilaian yang akan disiapkan dan dikembangkan.

Pelaksanaan.
Uraikan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah dikembangkan pada langkah perencanaan. Langkah-langkah pembelajaran ini akan sesuai dengan hakikat teori yang mendasari strategi pembelajaran, atau sesuai dengan sintaks model pembelajaran yang diadaptasi. Langkah-langkah pembelajaran tersebut hendaknya dibuat secara rinci, karena akan mencerminkan kualitas proses pembelajaran yang akan dihasilkan.

Observasi/Evaluasi.
Observasi dilakukan terhadap interaksi-interaksi akademik yang terjadi saat pembelajaran tindakan. Interaksi-interaksi itu dapat mencakup interaksi antara siswa dengan materi pelajaran, interaksi antar siswa, interaksi antara siswa dengan guru. Oleh sebab itu, uraian secara jelas tindakan yang dilakukan tertuju pada interaksi yang mana saja, bagaimana melakukan observasi, seberapa sering obserbasi itu dilakukan, dan apa tujuan observasi tersebut. Observasi yang utuh akan mencerminkan proses tindakan yang berlangsung. Untuk memperoleh data yang lebih akurat, observasi sering dilengkapi dengan perekaman (tape atau video). Evaluasi biasanya dilakukan untuk mengukur obyek produk, misalnya kualitas proses pembelajaran, sikap siswa, kompetensi praktikal, atau tanggapan siswa. Untuk itu, uraikan evaluasi yang dilakukan, jenisnya dan tujuannya, dan untuk mengukur apa evaluasi itu dilakukan.

Refleksi.
Hasil observasi dan evaluasi selanjutnya direfleksi tingkat ketercapaiannya baik yang terkait dengan proses maupun terhadap hasil tindakan. Refleksi ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan; (1) apa yang sudah berhasil dari pembelajaran tindakan itu ? (2) apa yang belum berhasil ? (3) apa sebabnya belum berhasil ? dan (4) bagaimana selanjutnya ? Refleksi ini harus dijelaskan secara rinci. Tujuannya adalah untuk melakukan adaptasi terhadap strategi/pendekatan/metode/model pembelajaran yang diterapkan, lebih memantapkan perencanaan, dan langkah-langkah tindakan yang lebih spesifik dalam rangka pelaksanaan tindakan selanjutnya.

d.   Instrumen penelitian dan teknik pengumpulan data
Instrumen sangat terkait dengan obyek penelitian, utamanya obyek produk.    Instrumen-instrumen tersebut misalnya: pedoman observasi, checklist, pedoman wawancara, tes, angket, dan lain-lain (lebih jelas diuraikan di bab lain di buku ini). Uraikan instrumen yang diperlukan sesuai dengan PTK yang akan diakukan. Untuk contoh judul PTK (a), maka instrumen yang diperlukan adalah: pedoman penilaian tentang kinerja dan portofolio siswa, baik yang terkait dengan konteks, input, proses, maupun yang terkait dengan produk yang dihasilkan. 

Dalam contoh ini, kriteria penilaian (rubrik) mutlak diperlukan. Teknik pengumpulan data menekankan secara lebih spesifik tentang cara mengumpulkan data yang diperlukan. Apabila data yang diperlukan adalah kompetensi praktikal siswa di laboratorium, maka teknik pengambilan datanya adalah observasi. Apabila data yang akan dikumpulkan adalah hasil belajar kognitif, maka teknik pengumpulannya menggunakan tes lisan atau tes tertulis, portofolio, atau asesmen otentik. Apabila data yang akan dikumpulkan adalah respon siswa, maka menggunakan instrumen angket atau wawancara, dan seterusnya. 
 
f.   Teknik analisis data

Data yang telah terkumpul harus dianalisis. Analisis hanya bersifat kualitatif. Jika ada data kuantitatif, analisisnya paling banyak menggunakan statistik deskriptif sederhana dengan penyimpulan lebih mendasarkan diri pada nilai rata-rata dan simpangan baku amatan atau persentase amatan. Ada beberapa jenis analisis yang dapat digunakan, antara lain; model interaktif, model analisis kritis, model komparasi dan sebagainya. 

Salah satu model, yaitu model interaktif dari Milles & Huberman sering digunakan dalam analisis data kualitatif, termasuk PTK. Model interaktif ini memiliki tiga tahap kegiatan, yaitu meliputi reduksi data, paparan data dan penarikan kesimpulan.
  
Hasil analisis data kualitatif dikonsultasikan dengan makna kualitatif yang mencerminkan struktur dasar terhadap jawaban masalah penelitian. Misalnya, bagaimana metode demonstrasi dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam belajar? Hasil analisis data hendaknya dikonsultasikan dengan makna demonstrasi secara aktual, bukan pikiran guru atau pengamat lainnya. Hasil analisis kuantitaif, selanjutnya dikonsultasikan pada pedoman konversi. Dalam PTK biasanya digunakan pedoman konversi dalam nilai absolut skala lima (lihat tabel dibawah). Misalnya, data motivasi belajar, minat belajar, keaktifan siswa dalam pembelajaran, keterampilan berpikir kritis, dan sebagainya, misalnya pedoman konversinya adalah sebagai berikut.

Tabel   Interval Kualifikasi
Sangat kurang
0,00 –39,90
Kurang
40,00 –54,90
Cukup
55,00-69,90
Baik
70,00-84,50
Sangat baik
85,00-100,00

g.   Indikator Keberhasilan Tindakan

Sebagai kriteria keberhasilan atau indikator pencapaian dari pembelajaran tindakan, peneliti dapat menggunakan beberapa dasar. Seperti telah disinggung halaman 29, untuk indikator hasil belajar digunakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) setiap mata pelajaran yang ditetapkan terlebih dahulu oleh guru atau sekolah.

Untuk hasil peningkatan unsur lain, selain hasil belajar yang tidak memiliki standar pengukuran baku, seperti tingkat berpikir kritis, motivasi, kemandirian belajar, minat belajar, keaktifan dalam belajar, agretivitas, ketrampilan inter personal dan sebagainya digunakan indikator yang disusun dan ditetapkan sendiri oleh peneliti atau guru beserta tim penelitian dengan dasar kajian teori atau dari pengalamannya.

Misalnya KKM individual untuk mata pelajaran matematika adalah 65,  artinya kalau seorang siswa mendapat nilai minimal 65, maka ia  dianggap sudah tuntas belajar matematika untuk materi tertentu dan diperkenankan untuk mengikuti pelajaran level diatasnya. Selain ketuntasan individual juga bias ditetapkan ketuntasan klasikal, misalnya 85%, artinya kalau 85% siswa di kelas itu mendapat nilai minimal 65, maka kelas tersebut dianggap sudah tuntas belajar. 

Misalnya untuk tingkat motivasi sudah ditetapkan indikator pencapaiannya 80%, maka apabila tingkat motivasi siswa dalam belajar dinilai sudah mencapai 80% maka sudah dianggap tercapai dan PTK dianggap selesai.

Contoh penulisan indikator pencapaian, misalnya untuk keterampilan berpikir kritis dalam pembelajaran Matamatika siswa Kelas VIa SD Negeri 1 Ende :
Tabel Indikator Pencapaian
Kondisi Awal
Kondisi akhir
40%
80%

Atau misalnya untuk kasus hasil belajar matematika
Rata-rata Hasil Belajar Awal
Rata-rata Hasil Belajar Akhir
55
70

Posting Komentar untuk "Sistematika Proposal PTK : Desain Penelitian"