Ciri Pembelajaran Berbasis Masalah
Ciri Pembelajaran Berbasis Masalah. Muhamad Nur (2011: 2-5) menujukkan beberapa ciri-ciri khas dari PBM sebagai berikut :
1. Mengajukan pertanyaan atau masalah. PBM tidak mengorganisasikan pelajaran disekitar prinsip-prinsip akademik atau keterampilan-keterampilan tertentu, tetapi lebih menekankan pada mengorganisasikan pembelajaran di sekitar pertanyaan-pertanyaan atau masalah-masalah yang penting secara pribadi bagi peserta didik.
2. Berfokus pada interdisiplin. Menyelidiki masalah nyata dan otentik dalam kehidupan sehari-hari.
3. Penyelidikan otentik. Pembelajaran berbasis masalah menghendaki peserta didik menggeluti penyelidikan otentik dan berusaha memperoleh pemecahan-pemecahan nyata terhadap masalah yang nyata pula.
4. Menghasilkan karya nyata dan dipamerkan. Kolaborasi. PBM mengharuskan adanya kerjasama antar sesama peserta didik dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadap
Arends (2008: 43) menyatakan bahwa, PBM tidak dirancang untuk membantu guru menyampaikan informasi dengan jumlah besar kepada peserta didik. Pembelajarn langsung dan ceramah lebih cocok untuk maksud ini. PBM dirancang terutama untuk membantu peserta didik mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelasaikan masalah dan keterampilan intelektualnya; mempelajari peran-peran orang dewasa dengan mengalaminya melalui berbagai situasi riil atau situasi yang disimulasikan; dan menjadi pelajar yang mandiri.
Esensi pembelajaran berbasis masalah adalah memberikan berbagai situasi bermasalah yang autentik dan bermakna kepada peserta didik, yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk penyelidikan (Oon Seng tan, 2009:7). Pembelajaran berbasis masalah membuat siswa menjadi pembelajar yang mandiri yanga artinya ada kebebasan kepada siswa untuk mencari dan menyelidiki permasalahan yang dihadapi kemudian menemukan pemecahannya dengan acuan atau pedoman yang diberikan oleh guru. Dalam pembelajaran berbasis masalah peserta didik diberikan situasi yang tidak teratur atau permasalahan yang open ended, sehingga peserta didik diberi kesempatan berpikir dalam mencari solusi permasalahan.
1. Mengajukan pertanyaan atau masalah. PBM tidak mengorganisasikan pelajaran disekitar prinsip-prinsip akademik atau keterampilan-keterampilan tertentu, tetapi lebih menekankan pada mengorganisasikan pembelajaran di sekitar pertanyaan-pertanyaan atau masalah-masalah yang penting secara pribadi bagi peserta didik.
2. Berfokus pada interdisiplin. Menyelidiki masalah nyata dan otentik dalam kehidupan sehari-hari.
3. Penyelidikan otentik. Pembelajaran berbasis masalah menghendaki peserta didik menggeluti penyelidikan otentik dan berusaha memperoleh pemecahan-pemecahan nyata terhadap masalah yang nyata pula.
4. Menghasilkan karya nyata dan dipamerkan. Kolaborasi. PBM mengharuskan adanya kerjasama antar sesama peserta didik dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadap
Arends (2008: 43) menyatakan bahwa, PBM tidak dirancang untuk membantu guru menyampaikan informasi dengan jumlah besar kepada peserta didik. Pembelajarn langsung dan ceramah lebih cocok untuk maksud ini. PBM dirancang terutama untuk membantu peserta didik mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelasaikan masalah dan keterampilan intelektualnya; mempelajari peran-peran orang dewasa dengan mengalaminya melalui berbagai situasi riil atau situasi yang disimulasikan; dan menjadi pelajar yang mandiri.
Esensi pembelajaran berbasis masalah adalah memberikan berbagai situasi bermasalah yang autentik dan bermakna kepada peserta didik, yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk penyelidikan (Oon Seng tan, 2009:7). Pembelajaran berbasis masalah membuat siswa menjadi pembelajar yang mandiri yanga artinya ada kebebasan kepada siswa untuk mencari dan menyelidiki permasalahan yang dihadapi kemudian menemukan pemecahannya dengan acuan atau pedoman yang diberikan oleh guru. Dalam pembelajaran berbasis masalah peserta didik diberikan situasi yang tidak teratur atau permasalahan yang open ended, sehingga peserta didik diberi kesempatan berpikir dalam mencari solusi permasalahan.
Posting Komentar untuk "Ciri Pembelajaran Berbasis Masalah"
Pembaca boleh bebas berkomentar selama isi komentar berhubungan dengan isi postingan, menggunakan kalimat yang santun dan berguna bagi pengembangan blog ini.