Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Permainan Tradisional : “Dha’o Bure” dan Fenomena Matematisnya


Permainan Tradisional : “Dha’o Bure” atau "Mae Watu" dan Fenomena Matematisnya- Bila melewati daerah perkampungan di kabupaten Ngada (sebuah Kabupaten yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur), kalau beruntung, kita akan menemukan anak-anak yang sedang bermain menggunakan batu, kelereng dan benda kecil lain yang dapat dipantulkan. Nama permainan ini yang di kenal dengan nama “mae watu” kadang-kadang disebut 'dhao bure' untuk daerah tertentu. Jenis permainan ini sering dimainkan oleh anak-anak bahkan orang dewasa, dan bisa di mainkan oleh laki-laki maupun perempuan.

Alat dan bahan yang diperlukan sangat sederhana dan gratis tersedia di sekitar anak-anak berupa Batu/ tutupan botol yang ringan/kerang kecil/lempengan keramik yang dipecahkan dengan rapi,bola pimpong/kelereng/bola bekel/jeruk nipis.Permainan ini juga ditemukan di daerah lain di NTT dan tentu saja dengan nama yang berbeda-beda dan aturan yang berbeda pula.

Permainan ini dimulai dengan mengumpulkan sejumlah jenis batu atau kerang kecil/tutupan botol di lantai dan bola di tangan pemain. Selanjutnya, anak anak bermain dengan melakukan pengambilan batu atau tutupan botol pada saat bola dilemparkan, lalu jatuh dan memantul selanjutnya ditangkap. Pemain mengambil biji/batu kemudian segera menangkap bola sebelum jatuh untukkedua kalinya dan seterusnya dilakukan secara berulang sampai biji/batu terambil semua dari lantai. Langkah berikutnya dengan cara yang sama, bedanya pada saat setiap lemparan 2 biji terambil, setelah habis dilanjutkan dengan 3 biji batu, 4 biji batu dan seterusnya. Menyamakan posisi biji dengan merubah biji batu satu persatu pada saat bola dilempar, lalu jatuh dan memantul selanjutnya ditangkap. Pemain yang tampil sebagai pemenang adalah pemain yang mengumpulkan poin paling banyak. (Baca juga:Permainan Tradisional Anak Ngada: “Juru dan Fenomena Matematisnya)

Fenomena Matematis: 

Memantulkan bola, mengambil batu secara berurut mulai dari 1 batu sampai habis, dua batu sampai habis dan seterusnya. Mengambil batu dapat habis diambil dan dapat tersisa.

Konsep Matematika yang dapat dipelajari dari permainan ini: 

Konsep bilangan ganjil, bilangan genap, pembagian, pengurangan, pembagian sebagai pengurangan berulang, perkalian sebagai penjumlahan berulang.

Guru di wilayang Ngada NTT dapat menggunakan permainan ini untuk apersepsi dan motivasi serta dapat menjadikan permainan ini untuk orientasi pembelajaran konsep-konsep matematika yang disebutkan di atas.

Posting Komentar untuk "Permainan Tradisional : “Dha’o Bure” dan Fenomena Matematisnya"