Khasiat daun Kelor bagi Penaggulangan Gizi Buruk dan Penyakit Lainnya
Khasiat daun Kelor bagi Penaggulangan Gizi Buruk dan Penyakit Lainnya - Akhir-akhir ini di Nusa Tenggara Timur, terjadi banyak perbincangan mengenai daun kelor. Kelor tengah menjadi tranding topic bagi pegiat media sosial asal NTT baik di fb, twitter, grup WA. Hal ini dipicu oleh pernyataan seorang kandidat calon Gubernur NTT dalam debat yang disiarkan oleh salah satu TV Swasta Nasional beberapa waktu lalu. Bahkan kelor dijadikan bahan olok-olokan.
Terlepas dari pro kontra mengenai daun kelor secara politis oleh pendukung masing-masing paslon, kelor sebenarmya memang mulai menjadi tren dalam beberapa tahun terakhir. Walaupun baru trend beberapa tahun terakhir, sejak lama orang NTT telah mengkonsumsi daun kelor.
Lalu bagaimana rupa tumbuhan kelor ? Seperti ditemukan dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Kelor Kelor atau merunggai (Moringa oleifera) adalah sejenis tumbuhan dari suku Moringaceae. Tumbuhan ini memiliki ketinggian batang 7—11 meter. Kelor berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai, dapat dibuat sayur atau obat. Bunganya berwarna putih kekuning-kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau; bunga ini keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak. Buah kelor berbentuk segitiga memanjang yang disebut kelentang, juga dapat disayur. Nama umum Indonesia: Kelor, limaran (Jawa) Inggris : Moringa, ben-oil tree, clarifier tree, drumstick tree Melayu : kalor, merunggai, sajina Vietnam : Chùm ngây Thailand : ma-rum Pilipina : Malunggay.
Di NTT, kelor disebut marungge secara umum, namun ada sebutan dalam bahasa lokal. Nagekeo dan bajawa menyebutnya uta wona (sayur wona), yang berarti bahwa masyarakat nagekeo dan bajawa menganggap bahwa wona merupakan jenis sayuran.
Secara scientifik, manfaat kelor telah dijelaskan oleh banyak peneliti seperti yang dipaparkan dalam pertanianku.com. Prazuk dan para koleganya dari Groupe d’Etudes Epidemiologiques et Prophylactiques, Villeneuve St Georges di Perancis dalam sebuah publikasi di jurnal AIDS volume 7 pada 1993 itu menyebutkan bahwa tanaman kelor kaya akan protein dan mineral. Karena kaya akan protein dan mineral, maka tidak mengherankan jika para ahli menyatakan bahwa kelor dapat dijadikan sebagai sumber nutrisi.
Dalam sebuah riset yang dilakukan oleh Kasolo JN dkk, membuktikan kelor mengandung zat fitokimia yang membuat tanaman mampu melakukan mekanisme pertahanan diri. Nutrisi tanaman kelor terbukti dapat memicu sistem kekebalan tubuh alami pada anak-anak pengidap HIV di Burkina, Faso, Afrika Barat.. Kandungan Fitokimia yang ada pada daun kelor seperti tanin katekol, tanin galia, steroid, triterpenoid, flavonoid, saponin, antrakuinon, alkaloid, dan gula pereduksi dapat digunakan sebagai obat yaitu sebagai, antibiotik, perawatan kulit, antiinflamasi, bisul, tekanan darah, diabetes, dan anemia.Kandungan fitokimia pada daun kelor juga digunakan untuk pemurnian air
Peneliti di Jhunjhunwala College, Mumbai, India, Dr. Daoo Jayeshree, membuktikan daun kelor memberikan efek signifikan untuk mengatasi penyakit diabetes mellitus. Ia menginduksi tikus dengan 45 mg intraperitoneal tunggal sereptozotocin per kg bobot badan sehingga tikus mengidap diabetes. Jayeshree kemudian memberikan 300 mg ekstrak daun kelor per kg bobot badan tikus selama 35 hari secara oral. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak daun kelor sebanding dengan pemberian 5 mg glibenklamid yang berfungsi meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas.
Riset yang dilakukan oleh Aznin Ara dan tim dari Department of Pharmacy, Faculty of Science, University of Rajshahi, serta Department of Pharmaceutical Chemistry, Faculty of Pharmacy, University of Dhaka, Bangladesh; juga membuktikan kemampuan kelor dalam menurunkan kolesterol. Ia membuktikan ekstrak daun kelor memiliki efek sebanding dengan atenolol (obat hipertensi dan penyakit kardiovaskuler) dalam menurunkan kadar lemak dalam darah tikus. Selain itu, kadar gula darah serta bobot badan tikus percobaan juga ikut turun.
Uji klinis oleh Vanisha S Nambiar dan tim dari Department of Foods and Nutrition, A WHO Collaborating Center for Health Promotion serta Department of Botany, The Maharaja SayajiRao University of Baroda, India, pada 2009 memperkuat peran kelor sebagai agen hipokolesterolemik (penurun kolesterol). Mereka memberi 8 tablet daun kelor setara 4,6 g serbuk daun kelor per hari kepada 20 pasien hiperlipidemia selama 50 hari. Sementara itu, 20 pasien lain tidak diberi daun kelor dan diperlakukan sebagai kontrol. Hasilnya menunjukkan kadar kolesterol total pada pasien yang mengonsumsi tablet daun kelor turun rata-rata 3,14 mg/dl, sedangkan pada kelompok kontrol hanya 1,65 mg/dl.
Berikut ini gambaran singkat terkait dengan khasiat daun kelor dikutip dari pertanianku.com.
Terlepas dari pro kontra mengenai daun kelor secara politis oleh pendukung masing-masing paslon, kelor sebenarmya memang mulai menjadi tren dalam beberapa tahun terakhir. Walaupun baru trend beberapa tahun terakhir, sejak lama orang NTT telah mengkonsumsi daun kelor.
Lalu bagaimana rupa tumbuhan kelor ? Seperti ditemukan dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Kelor Kelor atau merunggai (Moringa oleifera) adalah sejenis tumbuhan dari suku Moringaceae. Tumbuhan ini memiliki ketinggian batang 7—11 meter. Kelor berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai, dapat dibuat sayur atau obat. Bunganya berwarna putih kekuning-kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau; bunga ini keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak. Buah kelor berbentuk segitiga memanjang yang disebut kelentang, juga dapat disayur. Nama umum Indonesia: Kelor, limaran (Jawa) Inggris : Moringa, ben-oil tree, clarifier tree, drumstick tree Melayu : kalor, merunggai, sajina Vietnam : Chùm ngây Thailand : ma-rum Pilipina : Malunggay.
Di NTT, kelor disebut marungge secara umum, namun ada sebutan dalam bahasa lokal. Nagekeo dan bajawa menyebutnya uta wona (sayur wona), yang berarti bahwa masyarakat nagekeo dan bajawa menganggap bahwa wona merupakan jenis sayuran.
Secara scientifik, manfaat kelor telah dijelaskan oleh banyak peneliti seperti yang dipaparkan dalam pertanianku.com. Prazuk dan para koleganya dari Groupe d’Etudes Epidemiologiques et Prophylactiques, Villeneuve St Georges di Perancis dalam sebuah publikasi di jurnal AIDS volume 7 pada 1993 itu menyebutkan bahwa tanaman kelor kaya akan protein dan mineral. Karena kaya akan protein dan mineral, maka tidak mengherankan jika para ahli menyatakan bahwa kelor dapat dijadikan sebagai sumber nutrisi.
Dalam sebuah riset yang dilakukan oleh Kasolo JN dkk, membuktikan kelor mengandung zat fitokimia yang membuat tanaman mampu melakukan mekanisme pertahanan diri. Nutrisi tanaman kelor terbukti dapat memicu sistem kekebalan tubuh alami pada anak-anak pengidap HIV di Burkina, Faso, Afrika Barat.. Kandungan Fitokimia yang ada pada daun kelor seperti tanin katekol, tanin galia, steroid, triterpenoid, flavonoid, saponin, antrakuinon, alkaloid, dan gula pereduksi dapat digunakan sebagai obat yaitu sebagai, antibiotik, perawatan kulit, antiinflamasi, bisul, tekanan darah, diabetes, dan anemia.Kandungan fitokimia pada daun kelor juga digunakan untuk pemurnian air
Daun Kelor
Peneliti di Jhunjhunwala College, Mumbai, India, Dr. Daoo Jayeshree, membuktikan daun kelor memberikan efek signifikan untuk mengatasi penyakit diabetes mellitus. Ia menginduksi tikus dengan 45 mg intraperitoneal tunggal sereptozotocin per kg bobot badan sehingga tikus mengidap diabetes. Jayeshree kemudian memberikan 300 mg ekstrak daun kelor per kg bobot badan tikus selama 35 hari secara oral. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak daun kelor sebanding dengan pemberian 5 mg glibenklamid yang berfungsi meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas.
Riset yang dilakukan oleh Aznin Ara dan tim dari Department of Pharmacy, Faculty of Science, University of Rajshahi, serta Department of Pharmaceutical Chemistry, Faculty of Pharmacy, University of Dhaka, Bangladesh; juga membuktikan kemampuan kelor dalam menurunkan kolesterol. Ia membuktikan ekstrak daun kelor memiliki efek sebanding dengan atenolol (obat hipertensi dan penyakit kardiovaskuler) dalam menurunkan kadar lemak dalam darah tikus. Selain itu, kadar gula darah serta bobot badan tikus percobaan juga ikut turun.
Uji klinis oleh Vanisha S Nambiar dan tim dari Department of Foods and Nutrition, A WHO Collaborating Center for Health Promotion serta Department of Botany, The Maharaja SayajiRao University of Baroda, India, pada 2009 memperkuat peran kelor sebagai agen hipokolesterolemik (penurun kolesterol). Mereka memberi 8 tablet daun kelor setara 4,6 g serbuk daun kelor per hari kepada 20 pasien hiperlipidemia selama 50 hari. Sementara itu, 20 pasien lain tidak diberi daun kelor dan diperlakukan sebagai kontrol. Hasilnya menunjukkan kadar kolesterol total pada pasien yang mengonsumsi tablet daun kelor turun rata-rata 3,14 mg/dl, sedangkan pada kelompok kontrol hanya 1,65 mg/dl.
Berikut ini gambaran singkat terkait dengan khasiat daun kelor dikutip dari pertanianku.com.
Memiliki banyak kandungan nutrisi
Daun moringa memiliki banyak kandungan nutrisi seperti vitamin, mineral, dan asam amino. Daun ini banyak mengandung vitamin A, C, dan E, serta memiliki kandungan kalsium, potasium, dan protein yang berguna bagi kesehatan tubuh. Vitamin A yang ada pada moringa dua kali lipat lebih banyak dibanding wortel. Sementara, kandungan kalsiumnya 14 kali lebih besar daripada susu dan 4 kali lebih besar dibanding pisang.
Daun moringa memiliki banyak kandungan nutrisi seperti vitamin, mineral, dan asam amino. Daun ini banyak mengandung vitamin A, C, dan E, serta memiliki kandungan kalsium, potasium, dan protein yang berguna bagi kesehatan tubuh. Vitamin A yang ada pada moringa dua kali lipat lebih banyak dibanding wortel. Sementara, kandungan kalsiumnya 14 kali lebih besar daripada susu dan 4 kali lebih besar dibanding pisang.
Mampu menangkal radikal bebas
Menurut sebuah studi yang dipublikasikan oleh US National Library of Medicine dari National Institutes of Health, daun moringa yang diolah menjadi sebuah minuman memiliki kandungan anti-oksidan. Anti-oksidan sangat berguna untuk melawan radikal bebas. Anti-oksidan yang terkandung dikenal dengan flavonoids, polyphenols, dan ascorbic acid.
Anti-inflamasi dan menurunkan kadar gula
Inflamasi atau peradangan merupakan penyebab penyakit seperti diabetes, jantung, obesitas, dan artritis. Daun moringa atau kelor bisa mengurangi kadar gula ataupun kolesterol dalam tubuh.
Menjaga sistem kekebalan tubuh terutama jantung
Mengonsumsi daun moringa sangat dianjurkan untuk melancarkan peredaran darah dalam jantung. Bukan hanya itu, daun moringa juga bisa mengurangi kandungan lemak pada darah dan kolesterol pun berkurang secara perlahan.
Mengonsumsi daun moringa sangat dianjurkan untuk melancarkan peredaran darah dalam jantung. Bukan hanya itu, daun moringa juga bisa mengurangi kandungan lemak pada darah dan kolesterol pun berkurang secara perlahan.
Membantu kesehatan otak dan hati
Anti-oksidan yang terkandung dalam daun moringa ini sangat membantu untuk kesehatan otak. Anti-oksidan, vitamin E, dan C mampu melawan penurunan fungsi neuron dalam otak sehingga fungsi otak bisa bekerja secara maksimal.
Mengandung antimikrobial dan antibakterial
Daun moringa memiliki kandungan antibakteri dan antijamur yang berfungsi untuk melawan infeksi yang terjadi pada tubuh. Daun moringa juga telah terbukti mampu melawan bakteri seperti infeksi kulit, saluran kemih, dan masalah pencernaan.
Mampu mempercepat penyembuhan luka
Daun moringa mampu membantu mempercepat waktu pembekuan luka. Dengan demikian, Anda bisa sembuh lebih cepat dari biasanya.
Semoga artikel ini meningkatkan kesadaran akan pentingnya daun kelor dan para pemimpin NTT dapat memanfaatkannya sebagai salah satu nutrisi penting bagi upaya menghilangkan kasus gizi buruk di NTT
Posting Komentar untuk "Khasiat daun Kelor bagi Penaggulangan Gizi Buruk dan Penyakit Lainnya"
Pembaca boleh bebas berkomentar selama isi komentar berhubungan dengan isi postingan, menggunakan kalimat yang santun dan berguna bagi pengembangan blog ini.