Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Fenomena Matematis Permainan "Karet Gelang"

Banyak ditemukan permainan anak, ketika menelusuri daerah-daerah di wilayah Bajawa Nusa Tenggara Timur. Anak-anak melakukan aktivitas bermain ketika pulang dari sekolah atau pada hari Minggu selepas mengikuti perayaan di Gereja. Kalau diperhatikan dengan seksama, beragam permainan ini sangat kaya akan fenomena matematis yang berpotensi untuk digunakan dalam pembelajaran matematika di sekolah. Beberapa bentuk permainan yang sering ditemukan dan memiliki fenomena matematis antara lain: meniup karet gelang (mae kare), mobil-mobilan (wi oto), permainan membuang dan menangkap batu kecil (dha’o bure), klereng (mae dhara), gatrik dan congklak (mae po).

Gambar: Bermain Meniup Karet Gelang (Sumber: http://kaskushootthreads.blogspot.co.id)
Permainan karet gelang sering dimainkan oleh anak laki-laki dan perempuan. Permainan ini cukup unik dan sederhana dilakukan oleh 2 orang berhadap-hadapan. Masing-masing anak memiliki satu karet gelang yang dijadikan “raja”/”gaco” dan setiap anak bergantian mendapat giliran untuk  meniup karet gelangnya.  Pemenangnya adalah karet raja yang ditiup berpindah tempat di atas/menindih raja” lawan dan bisa membuat arsiran (lubang arsiran yang menghubungkan keduanya) seperti pada Gambar 1. Selain itu, salah satu syarat untuk dapat memainkan permainan ini adalah para pemainnya harus memiliki modal yang berupa sejumlah karet gelang selain karet “raja” (gaco). Karet raja adalah karet yang digunakan dalam bermain dan biasanya, karet yang dipilih adalah karet yang dianggap memiliki keunggulan dan ketika dimainkan akan menguntungkan bagi pemainnya. Selain itu, pemilihan karet gelang untuk raja juga mempertimbangkan strategi permainan masing-masing pemain.Fenomena yang ditemukan dalam permainan ini adalah pemain yang kalah akan  membayar sejumlah karet kepada pemenang sesuai kesepakatan antar pemain. Bayaran yang diterima oleh pemenang bisa 1 atau 2 atau 3 atau jumlah lain sesuai kesepakatan. Di awal permainan, biasanya para pemain akan menghitung modal (“boko”) dan di akhir permainan para pemain cenderung akan menghitung untung rugi masing-masing.  Fenomena (matematis) ini dapat dieksplorasi dalam pembelajaran matematika. Permainan ini dapat dijadikan awal aktivitas matematisasi guna menemukan beberapa konsep matematika seperti  operasi penjumlahan dan pengurangan, perkalian, pembagian, kelipatan dan aritmetika sosial (utung dan rugi).

Berdasarkan pengamatan, sering dalam beberapa kesempatan kegiatan bermain ini banyak ditonton oleh anak-anak yang tidak ikut bermain. Anak-anak yang tidak ikut bermain biasanya tidak memiliki modal atau sekedar untuk mendukung temannya yang bermain. Permainan ini kaya fenomena sehingga dapat digunakan untuk mengajarkan beberapa konsep secara bersamaan. Seperti diketahui bahwa,  salah satu karakteristik dari PMR adalah interwinement (keterkaitan), dimana dianjurkannya untuk mengajarkan konsep matematika tidak secara terpisah, sehingga siswa menganggap matematika sebagai satu kesatuan. Karakteristik ini berkaitan dengan matematika sebagai bahan ajar, sehingga materi-materi matematika tidak dipandang sebagai bahan ajar yang terpisah (Suryadi, 2007:h.178). Guru dapat membuat skenario atau permasalahan kontekstual yang berhubungan dengan permainan ini  untuk pembelajaran operasi penjumlahan dan pengurangan, perkalian, pembagian, kelipatan dan aritmetika sosial (utung dan rugi) secara terpadu.

Posting Komentar untuk "Fenomena Matematis Permainan "Karet Gelang""