Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penanaman Karakter Berbasis Bahan Ajar Matematika

Penanaman Karakter Berbasis Bahan Ajar Matematika. Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika SMP  dapat dilakukan berbasis bahan ajar matematika dan proses pembelajaran matematika. Banyak manfaat yang diperoleh dalam belajar matematika yang secara umum dapat dipilah menjadi dua, yaitu manfaat langsung dan tidak langsung. Bisa dikatakan bahwa hanya 20 % manfaat yang langsung diperoleh dari pembelajaran matematika sedangkan 80% lainnya merupakan manfaat tak langsung (Budi Manfaat, 2010). Tanpa disadari, karakteristik materi matematika ternyata dapat mengajarkan nilai-nilai mulia yang terkait langsung dengan pendidikan karakter. Nilai-nilai karakter yang terkandung matematika diharapkan akan tercapai dengan sendirinya selama siswa belajar matematika. Melalui pembelajaran matematika diharapkan dengan sendirinya tujuan untuk membentuk karakter siswa seperti, bersikap kritis, cermat, jujur dan lain sebagainya dapat dicapai yang oleh Soedjadi (2000) dinamakan pembelajaran by chance. Berikut ini adalah beberapa contoh manfaat yang diperoleh dari belajar matematika.

Konsisten dan Disiplin.


Salah satu masalah yang dihadapi bangsa kita hilangnya sifat konsisten di sisi lain, salah satu karakteristik matematika adalah bertumpu pada kesepakatan (Budi Manfaat, 2010). Matematika secara alamiah mengandung kebenaran konsistensi, sehingga sifat tersebut secara tidak langsung akan tertanam pada orang yang belajar matematika. Kebenaran sebuah teorema T3 misalnya, didasarkan pada teorema T2 yang kedudukannya di atas T3 demikian seterusnya sampai pada T0 yang kedudukannya di atas T1. Demikian pun dalam penggunaan notasi-notasi matematika selalu konsisten dengan apa yang telah disepakati. Ini berarti, materi matematika sendiri mengajarkan atau membiasakan siswa untuk bersikap konsisten dengan apa yang dituliskan, konsisten dengan apa yang dibicarakan dan konsisten dengan apa yang disepakati (Budi Manfaat,2010).

Dalam matematika, kesepakatan atau konvesi merupakan tumpuan yang sangat penting. Dapat dibayangkan apa yang akan terjadi jika tidak ada kesepakatan mengenai lambang bilangan (misalnya 1,2,3 dstnya) , atau lambang relasi (misalnya =,>,<). Oleh karenanya keluaran tidak langsung dari orang yang belajar matematikaadalah disiplin menggunakan apa yang disepakati.





Jujur dan dapat dipercaya


Setiap orang boleh saja meragukan kebenaran dalam matematika. Satu hal yang pasti dalam matematika adalah bahwa pernyataan pernyataan dalam matematika akan diklaim bernilai benar jika pernyataan (teorema) dapat dibuktikan atau ditunjukan kebenarannya. Hal ini berarti tidak akan ada kebohongan dalam mengajarkan matematika (Budi Manfaat, 2010).

 Baca juga : Contoh Pedoman Observasi Sikap Jujur


Seorang Guru misalnya meminta seorang siswa untuk menghitung hasil perkalian 2x3. Jika siswa tidak bisa menyelesaikan soal ini, mau tidak mau siswa tersebut akan mengatakan tidak bisa menyelesaikannya. Jika tidak bisa dan mengatakan bisa, maka ketika disuruh menyelesaikannya akan ketahuan bahwa siswa tersebut berbohong.

Kreatif


Seringkali dalam menyelesaikan permasalahan matematika, orang harus sedikit memanipulasi bentuk matematis asalkan tetap bernilai sama. Dalam matematika juga seringkali dituntut untuk berpikir kreatif misalnya menemukan lebih dari satu cara untuk mencari solusi persoalan-persoalan matematis (Budi Manfaat, 2010). Sebagai contoh, proses penyelesaian persamaan kuadrat dengan melengkapkan kuadrat merupakan salah satu gagasan kreatif dari matematika.

Teliti, cermat dan Hemat


Sejak usia sekolah dasar, orang akan dihadapkan dengan masalah hitung menghitung. Dalam pengerjaan operasi hitung, langkah demi langkah penyelesaiannya diteliti dan dicermati. Setelah diperoleh hasilnya, akan dicek lagi, apakah hasil yang diperoleh menjawab permasalahan atau tidak. Dengan demikian matematika mengajarkan seseorang untuk jeli dan hati-hati dalam melangkah.

Posting Komentar untuk "Penanaman Karakter Berbasis Bahan Ajar Matematika"