Penggunaan Konteks dalam PMR
Penggunaan Konteks dalam PMR. Menurut Freudenthal, matematika harus dihubungkan dengan realitas, yang dekat dengan siswa dan relevan dengan masyarakat. Alih-alih melihat matematika sebagai subyek yang harus ditransmisikan, Freudenthal menekankan ide matematika sebagai aktivitas manusia. Pendidikan harus memberikan siswa kesempatan untuk "menemukan kembali" matematika dengan melakukan matematika. Ini berarti bahwa dalam pendidikan matematika, titik fokus tidak harus pada matematika sebagai suatu sistem tertutup tetapi pada kegiatan, pada proses mathematisasi (Freudenthal, 1968).
Dalam proses matematisasi, konteks yang merupakan situasi masalah matematika mempunyai peranan yang sangat penting. Karena alasan inilah maka konteks (context) merupakan salah satu dari tiga komponen utama yang ditekankan dalam Programme for International Student Assessment (PISA) selain content dan competencies (OECD, 2009: 18). Selanjutnya dalam penilaian melek matematika (mathematical literacy) secara internasional, PISA menekankan pada kemampuan siswa untuk menganalisis, memberikan alasan, mengkomunikasikan gagasan, merumuskan, menyelesaikan dan menginterpretasikan masalah matematika yang dikonstruksi dalam beragam situasi (konteks) (OECD, 2009: 19)
Masalah-masalah dalam soal tes PISA dikonstruksi dalam empat konteks yang berbeda yaitu personal, educational and occupational, public dan scientific (OECD, 2009: 30). Konteks personal merupakan konteks yang secara langsung bersentuhan dengan kegiatan pribadi siswa sehari-hari. Konteks pendidikan dan pekerjaan berhubungan dengan situasi masalah yang mungkin dihadapi siswa di sekolah, masalah-masalah yang yang dirancang khusus untuk tujuan pembelajaran atau praktek, atau masalah yang akan ditemukan dalam dunia kerja. Konteks masyarakat berhubungan dengan pengalaman sehari-hari ketika siswa beinteraksi dengan dunia luar. Konteks ilmiah merupakan konteks yang lebih abstrak dan mungkin melibatkan pemahaman proses teknologi, situasi ilmiah atau masalah eksplisit matematika.
Dalam proses matematisasi, konteks yang merupakan situasi masalah matematika mempunyai peranan yang sangat penting. Karena alasan inilah maka konteks (context) merupakan salah satu dari tiga komponen utama yang ditekankan dalam Programme for International Student Assessment (PISA) selain content dan competencies (OECD, 2009: 18). Selanjutnya dalam penilaian melek matematika (mathematical literacy) secara internasional, PISA menekankan pada kemampuan siswa untuk menganalisis, memberikan alasan, mengkomunikasikan gagasan, merumuskan, menyelesaikan dan menginterpretasikan masalah matematika yang dikonstruksi dalam beragam situasi (konteks) (OECD, 2009: 19)
Masalah-masalah dalam soal tes PISA dikonstruksi dalam empat konteks yang berbeda yaitu personal, educational and occupational, public dan scientific (OECD, 2009: 30). Konteks personal merupakan konteks yang secara langsung bersentuhan dengan kegiatan pribadi siswa sehari-hari. Konteks pendidikan dan pekerjaan berhubungan dengan situasi masalah yang mungkin dihadapi siswa di sekolah, masalah-masalah yang yang dirancang khusus untuk tujuan pembelajaran atau praktek, atau masalah yang akan ditemukan dalam dunia kerja. Konteks masyarakat berhubungan dengan pengalaman sehari-hari ketika siswa beinteraksi dengan dunia luar. Konteks ilmiah merupakan konteks yang lebih abstrak dan mungkin melibatkan pemahaman proses teknologi, situasi ilmiah atau masalah eksplisit matematika.
Posting Komentar untuk "Penggunaan Konteks dalam PMR"
Pembaca boleh bebas berkomentar selama isi komentar berhubungan dengan isi postingan, menggunakan kalimat yang santun dan berguna bagi pengembangan blog ini.