Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menjadi Guru yang Kekinian (Catatan Hari Guru Nasional 2016)

Menjadi Guru yang Kekinian (Catatan Hari Guru Nasional 2016). Sejak Tahun 1994, setiap tanggal 25 November, Indonesia merayakan Hari Guru Nasional. Suatu kebanggaan dan kehormatan bagi para anak negeri yang mendedikasikan diri untuk mencerdaskan anak bangsa, suatu peran membangun Indonesia melalui bidang pendidikan.Tema peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2016 ini adalah “Guru dan Tenaga Kependidikan Mulia Karena Karya

Momen Hari Guru Nasional 2016 memiliki banyak makna dan pesan bila dilihat dari tema yang diusung. Intisari dari tema tersebut adalah kemuliaan seorang pendidik dipandang dari karya karyanya. Karya-karya seorang guru haruslah fenomenal sehingga guru dapat dikenang. Tokoh pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara sudah menunjukan kemuliaan dengan segala karyanya yang fenomenal. Gagasannya terkait pendidikan “ing ngarso sung tulodo”, “ing madya mangun karso” dan “tut wuri handayani” diterapkan pada sekolah Taman Siswa yang didirikannya. Karena karyanya ini, Ki Hajar Dewantara dikenang sampai kini sebagai Bapak Pendidikan Nasional.

Ki Hajar Dewantara memberikan contoh bahwa guru yang mulia harus terus berkarya dalam konteks membawa perubahan pada diri anak didiknya. Jika guru berhasil memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi anak didiknya, maka guru akan diingat, dipuji dan dijadikan idola oleh anak didik, orangtua, sekolah atau masyarakat di sekitarnya. Guru yang mulia adalah guru yang profesional dari kacamata anak didiknya bukan berdasarkan berkas yang dikumpulkannya. Hal yang dirasakan anak didik adalah penilaian obyektif terkait profesionalisme guru.


Saat ini banyak guru yang memanipulasi dokumen untuk tuntutan sertifikasi atau syarat menerima tunjangan sertifikasi. Guru merupakan sebuah profesi yang mulia. Tentu saja tindakan manipulatif bukan merupakan cerminan dari profesi seorang guru. Salah satu hal yang sering dimanipulasi oleh guru adalah pemenuhan unsur publikasi karya ilmiah. Tindakan manipulatif merupakan tindakan yang tidak terpuji dan bukan merupakan tindakan guru yang kekinian. Di era kekinian yang merupakan era teknologi, guru yang terpuji tumbuh dan berkembang melalui karya fenomenal guru itu sendiri.


Karya fenomenal yang dihasilkan guru dapat berupa pengembangan strategi, teknik dan metode mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan tepat guna serta tepat sasaran dalam mencapai tujuan pembelajaran. Karya fenomenal ini dapat dihasilkan dengan cara merefleksikan pengalamannya dan memperbaiki kelemahan pada dirinya dan anak didik melalui penelitian tindakan kelas.


Guru yang kekinian harus ‘melek’ dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi sehingga tidak ketinggalan dari peserta didik yang belakangan ini sudah akrab dengan gadget dan komputer yang terkoneksi internet. Apalagi, saat ini biaya internet sangat terjangkau. Dengan perkembangan dunia teknologi informasi dan komunikasi, guru tidak perlu lagi memikirkan bagaimana mempublikasikan karya ilmiah hasil penelitian tindakan kelas. Jika guru literer dengan teknologi informasi dan komunikasi maka guru dapat menggunakannya dalam pembelajaran serta membantu tugas-tugas pokoknya yang lain. Selain itu, guru dapat menulis di Blog Pribadi maupun menitipkan tulisannya di blog milik orang lain. Belakangan ini banyak blog bertema pendidikan yang ada di dunia maya. Guru dapat menuliskan hasil penelitiannya dalam bentuk karya ilmiah populer dan mempublikasikannya dalam blog pribadi atau mengirim ke admin blog bertema pendidikan lain.Semoga guru dapat menciptakan karya-karya fenomenal di era kekinian. Selamat Hari Guru 2016. (Maria Vendelina E. Wula, Guru SMPN 5 Bajawa NTT).

Baca Juga: Ini dia Alasan Mengapa Seorang Pendidik harus memiliki Blog Pribadi 

Posting Komentar untuk "Menjadi Guru yang Kekinian (Catatan Hari Guru Nasional 2016)"