Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pembelajaran Matematika di SD menggunakan Media Pembelajaran Sederhana.

Pembelajaran Matematika di SD menggunakan Media Pembelajaran Sederhana. Usia anak-anak merupakan usia yang perlu diperhatikan dalam hubungan dengan pembelajaran matematika. Penanganan yang keliru untuk anak-anak yang berkesulitan belajar matematika di sekolah dasar akan terbawa sampai dewasa. Oleh karena itu pembelajaran matematika di SD seyogianya menjadi landasan yang kuat sebagai modal untuk anak belajar matematika di level yang lebih tinggi artinya, pembelajaran matematika harus bermakna bagi mereka. Pembelajaran matematika bermakna akan membawa apa yang anak pelajari pada suatu level menuju saat dimana anak belajar matematika pada level yang lebih tinggi. Pelajaran matematika selama ini dianggap sulit karena kecenderungan siswa untuk menghafal rumus matematika.
Menurut Piaget, anak-anak usia sekolah dasar berada pada level operasional Konkrit. Anak-anak lebih mudah mempelajari sesuatu yang dapat dibayangkan. Sesuatu yang dibayangkan adalah apa yang siswa alami sehari-hari. Oleh karenanya, pembelajaran harus diawali dengan masalah kontekstual atau konteks yang dapat dibayangkan siswa. Pada kegiatan awal pembelajaran terlebih pada saat Apersepsi dan Motivasi diskusi tentang hal-hal yang dibayangkan siswa terkait matematika yang dipelajari mutlak dilakukan. Guru perlu memilih masalah kontekstual secara hati-hati agar masalah kotekstual tersebut memiliki fenomena matematis sesuai dengan materi matematika yang dipelajari.
Proses pembelajaran seperti di atas merupakan tuntutan dari pendekatan pembelajaran pendidikan matematika realistik. Pembelajaran Matematika realistik muncul sebagai upaya memperbaiki anggapan sebagian besar siswa bahwa matematika itu penuh dengan rumus yang membuat mereka harus menghafalkannya yang diakibatkan oleh pembelajaran matematika secara mekanistik. Bruner berpendapat bahwa dalam proses belajar, siswa sebaiknya diberikan kesempatan untuk memanipulasi benda-benda (alat peraga). Dengan alat peraga tersebut, siswa dapat melihat langsung bagaimana keteraturan serta pola yang terdapat dalam benda yang sedang diperhatikannya. Siswa dapat memodelkan permasalahan kontekstual dalam proses matematisasi sehingga menghasilkan konsep matematika yang mereka pelajari.

Konsep matematika yang dipelajari hanyalah merupakan puncak gunung es. Tanpa landasan yang kuat, puncak gunung es tidak akan seimbang atau stabil. Oleh karenanya, konsep matematika yang dipelajari siswa hendaknya dibangun perlahan dan lebih lebar dengan cara memberikan hal-hal konkrit atau siswa bekerja dengan hal-hal konkrit yang lebih banyak menuju aktivitas abstrak yang lebih sedikit.Media-sederhana merupakan hal-hal konkrit yang siswa alami setiap hari. Media-media tersebut merupakan alat matematika (tools) yang dapat membangkitkan bayangan mental (Mental Imagery) terkait konsep matematika secara perlahan mulai dari banyak hal konkrit menuju sedikit hal abstrak. 

Posting Komentar untuk "Pembelajaran Matematika di SD menggunakan Media Pembelajaran Sederhana."